Bandar Lampung, RD – Wakil Ketua DPRD Provinsi Lampung, Kostiana, mendorong dibentuknya tim pengawas program Makan Bergizi Gratis (MBG). Langkah ini dinilai penting untuk menekan maraknya kasus keracunan, khususnya di Lampung.
Menurut Kostiana, kasus keracunan yang menimpa ratusan siswa harus dianggap sebagai persoalan serius dan segera ditangani. Berdasarkan data Badan Gizi Nasional (BGN), Kota Bandarlampung tercatat sebagai daerah dengan angka kasus tertinggi di Indonesia, yakni 503 siswa keracunan.
“Bandarlampung menjadi daerah tertinggi se-Indonesia yang mengalami kasus keracunan. Ini tentu menjadi preseden buruk dan harus mendapatkan perhatian dari para pemangku kepentingan,” kata anggota DPRD Lampung dari Dapil Bandarlampung itu, Kamis (2/10).
Politisi PDI Perjuangan ini menilai lemahnya pengawasan dalam proses produksi dan distribusi MBG menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus keracunan di sejumlah daerah di Lampung. Karena itu, ia menegaskan perlunya tim pengawas khusus untuk memastikan standar keamanan dari hulu hingga hilir.
“Tim pengawas ini perlu memastikan apakah bahan menu MBG sehat, proses memasak dilakukan dengan tepat, dan distribusi makanan ke anak-anak higienis. Artinya tim pengawas memastikan pelaksanaan MBG sesuai SOP,” tegasnya.
Kostiana juga mendukung langkah Pemprov Lampung yang telah menerbitkan surat edaran (SE) kepada mitra pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) agar memperhatikan standar operasional prosedur (SOP). Namun, ia menilai hal itu belum cukup tanpa adanya tim pengawas khusus.
“Langkah Pak Gubernur kita sambut baik. Namun agar kasus serupa tidak berulang, perlu dibentuk tim pengawas,” ujarnya.
Selain itu, Kostiana mendorong adanya penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap penyebab pasti kasus keracunan MBG di Lampung. Hal ini, menurutnya, menjadi bagian dari mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Lebih lanjut, ia menyoroti masih minimnya regulasi yang mengatur pelaksanaan MBG sehingga tata kelola belum berjalan optimal.
“Kita mendorong adanya evaluasi menyeluruh, mulai dari aspek pengawasan, regulasi, hingga memastikan keamanan makanan yang disajikan. Ini penting agar tujuan mulia MBG dalam meningkatkan gizi anak-anak sekolah benar-benar tercapai,” pungkasnya.(*)






