Bandar Lampung, RD – Massa yang berasal dari berbagai aliansi dan mahasiswa akan menggelar aksi di Gedung DPRD Provinsi Lampung pada Senin, 1 September 2025. Setidaknya ada 13 tuntutan yang akan disampaikan.
Masyarakat Provinsi Lampung sangat berharap aksi itu berlangsung damai. Tidak terjadi kericuhan, apalagi sampai tindakan anarkis.
Harapan itu seperti disampaikan pedagang kecil. Berdasarkan pantauan media ini di sejumlah pasar di Bandar Lampung pada Minggu pagi (H-1 aksi demo), suasana masih ramai seperti biasa. Pedagang berteriak menawarkan dagangan, aroma bumbu dapur bercampur dengan hiruk-pikuk kendaraan yang lalu lalang.
Namun, di balik keriuhan pasar, ada perbincangan hangat soal aksi besar-besaran yang akan digelar besok, Senin, 1 September 2025.
“Demo boleh saja, itu hak rakyat. Tapi harapan kami, jangan sampai rusuh. Kalau sampai anarkis, yang rugi tetap kami juga. Pembeli takut datang ke pasar, dagangan tidak laku,” ujar Budianto, seorang pedagang Bakso keliling dengan wajah serius.
Ia mengaku memahami maksud para pendemo. Baginya, keresahan soal kebijakan pemerintah memang nyata terasa. Namun Budianto berharap aksi ini tidak keluar jalur.
“Fokus saja pada tuntutan. Jangan mau diprovokasi. Kalau fasilitas umum rusak, yang kena dampak tetap rakyat kecil,” tambahnya.
Budianto juga berharap agar pemerintah bisa mendengar suara rakyat tanpa harus ada korban. “Dan semoga kami, pedagang kecil ini, tetap bisa berjualan dengan tenang,” pungkasnya.
Harapan serupa datang dari pedagang lainnya, Sugiyanti. Wanita tua pedagang Warung Soto di depan Kantor Kejati Lampung.
“Besok meskipun ada demo, saya tetap berjualan. Rezeki harus dicari, tidak bisa menunggu. Semoga tidak ada keributan. Yang kami butuhkan sebenarnya perhatian pemerintah pada perekonomian rakyat kecil seperti kami.” ungkapnya.
Jika kota kacau, pembeli enggan keluar rumah. Jika jalan ditutup, distribusi barang terhambat. Dan jika kerusuhan pecah, mereka yang pertama kali merasakan sepinya pasar.
“Kalau ribut ya semua nanti kena dampak. Saya berdoa semoga demonya tetap damai. Karena bagi kami, satu hari tanpa jual beli berarti satu hari tanpa penghasilan,” tutupnya.(*)









