oleh

Koperasi: Kunci Kebangkitan Ekonomi Berbasis Gotong Royong

Bandar Lampung, RD – Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang berlandaskan prinsip-prinsip kebersamaan, gotong royong, dan demokrasi ekonomi.

Sebagai entitas ekonomi, koperasi memiliki peran yang strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia.

Konsep koperasi tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat secara keseluruhan.

Sejarah dan Perkembangan Koperasi di Indonesia

Koperasi di Indonesia telah menjadi bagian dari perjuangan ekonomi rakyat sejak era penjajahan. Gagasan awal koperasi diperkenalkan oleh Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, yang melihat koperasi sebagai solusi untuk menghadapi ketidakadilan ekonomi yang dialami rakyat kecil. Dengan semangat kemandirian dan solidaritas, koperasi mulai tumbuh di berbagai daerah sebagai alat untuk melawan praktik ekonomi yang eksploitatif.

Prinsip dan Nilai Dasar Koperasi

Koperasi didasarkan pada tujuh prinsip yang dirumuskan oleh International Cooperative Alliance (ICA), yaitu:

1. Keanggotaan sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan secara demokratis.
3. Partisipasi ekonomi anggota.
4. Otonomi dan independensi.
5. Pendidikan, pelatihan, dan informasi.
6. Kerja sama antar koperasi.
7. Kepedulian terhadap komunitas.

Nilai-nilai tersebut mencerminkan esensi koperasi sebagai organisasi yang humanis dan inklusif.

Dalam koperasi, setiap anggota memiliki hak suara yang sama, terlepas dari besarnya kontribusi modal yang diberikan. Hal ini membedakan koperasi dari badan usaha lainnya yang cenderung berorientasi pada kepentingan pemilik modal besar.

Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Kerakyatan

Koperasi memainkan peran penting dalam memperkuat ekonomi kerakyatan. Dengan model pengelolaan yang berbasis komunitas, koperasi mampu menggerakkan potensi lokal dan memberikan akses ekonomi kepada kelompok masyarakat yang sering kali terpinggirkan oleh sistem ekonomi konvensional.

Sebagai contoh, koperasi simpan pinjam membantu anggotanya mendapatkan akses keuangan dengan bunga yang lebih rendah dibandingkan lembaga keuangan konvensional.

Sementara itu, koperasi produksi membantu petani, nelayan, atau pengrajin lokal untuk meningkatkan skala produksi dan memperluas pasar mereka.

Di era digital, koperasi juga mulai memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Koperasi berbasis platform, misalnya, memungkinkan anggota untuk mengakses layanan dan informasi secara lebih cepat dan transparan.

Tantangan dan Peluang Koperasi di Era Modern

Meski memiliki banyak keunggulan, koperasi juga menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

1. Kurangnya pemahaman anggota: Banyak anggota yang belum memahami prinsip dasar koperasi, sehingga partisipasi mereka cenderung pasif.

2. Manajemen yang kurang profesional: Tidak semua koperasi memiliki manajemen yang mumpuni, sehingga pengelolaan koperasi sering kali kurang efektif.

3. Persaingan dengan sektor swasta: Koperasi harus bersaing dengan perusahaan besar yang memiliki modal dan teknologi lebih unggul.

Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar bagi koperasi untuk tumbuh dan berkembang. Dengan memanfaatkan teknologi digital, koperasi dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi operasional.

Selain itu, dukungan pemerintah melalui regulasi dan program penguatan koperasi juga memberikan landasan yang kuat bagi koperasi untuk berkontribusi lebih besar dalam perekonomian nasional.

Kesimpulan

Koperasi adalah pilar ekonomi kerakyatan yang memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Sebagai entitas yang berorientasi pada kesejahteraan bersama, koperasi mampu menghadirkan solusi nyata bagi berbagai permasalahan ekonomi masyarakat.

Di tengah dinamika ekonomi global, koperasi perlu terus beradaptasi dan berinovasi agar tetap relevan. Dengan manajemen yang profesional, dukungan anggota yang aktif, dan kolaborasi yang kuat dengan berbagai pihak, koperasi dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.

Sebagai dosen prodi Manajemen, saya mengajak seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, akademisi, maupun masyarakat, untuk bersama-sama mendukung pengembangan koperasi. Dengan semangat gotong royong, kita dapat membangun ekonomi yang lebih tangguh dan berkeadilan melalui koperasi.(Jim)

(Oleh: Khairul Saleh, S.E., M.M., Dosen Prodi Manajemen) Universitas Sang Bumi Rua Jurai (Saburai)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 + 2 =