Ranahdaerah.id
Lampung Barat, RD – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Barat, KH. Imam Syafi’i, menyerukan kepada seluruh santri, baik yang masih menimba ilmu di pondok pesantren maupun yang telah menjadi alumni, untuk memperkuat persatuan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman paham radikal dan ekstremis yang berpotensi mengoyak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam pernyataannya, KH. Imam Syafi’i menegaskan bahwa santri dan para pengurus NU merupakan garda terdepan dalam mempertahankan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin, serta menjaga harmoni dan kedamaian di tengah masyarakat.
“Kepada seluruh santri, baik yang masih mondok di pondok pesantren maupun yang sudah menjadi alumni, tetaplah ingat bahwa diri kita adalah santri, termasuk para pengurus NU. Kita harus merapatkan barisan dan mempersiapkan diri bila dibutuhkan untuk melawan kaum ekstremis dan radikalis yang merongrong negeri ini,” ujarnya dengan tegas.
KH. Imam Syafi’i juga menyoroti adanya pihak-pihak yang berusaha menjelekkan lembaga pesantren dan para kiai dengan pandangan keliru.
“Salah satu tanda kelompok radikal adalah mereka yang berpikir bahwa pesantren itu feodalisme, dan mereka yang mengatakan bahwa kiai adalah bentuk perbudakan,” jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa santri dan pengurus NU harus waspada terhadap propaganda yang mencoba melemahkan posisi pesantren sebagai pusat pendidikan moral dan kebangsaan. KH. Imam Syafi’i menegaskan, jika diperlukan, seluruh santri dan pengurus siap bergerak bersama untuk mencegah penyebaran paham radikal di Indonesia.
“Seperti yang disampaikan dalam siaran di Trans7, kita harus siap apabila diinstruksikan oleh pimpinan untuk bersama-sama menghentikan radikalisme di negeri ini,” tambahnya.
Pesan Kebangsaan: Santri Benteng NKRI
Pernyataan KH. Imam Syafi’i ini menjadi pengingat kuat bahwa pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu agama, tetapi juga benteng pertahanan ideologi bangsa. Melalui peran santri dan ulama, Nahdlatul Ulama terus berkomitmen menjaga keutuhan NKRI, menolak radikalisme, serta menanamkan nilai-nilai Islam yang moderat, toleran, dan cinta tanah air. (*)