Bandar Lampung, RD – Anggota DPRD Lampung Diah Dharma Yanti menyatakan pentingnya investigasi dan evaluasi terhadap kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah marak akhir-akhir ini. Menurutnya hal itu sangat penting dalam upaya memperbaiki tata kelola MBG ke depannya.
“Insiden keracunan MBG itu sangat penting untuk diselidiki penyebabnya, karena ini bukan hanya sekedar angka-angka, tapi menyangkut keselamatan generasi penerus,” kata anggota Fraksi PAN DPRD Lampung itu kepada NU Online Lampung, Sabtu (4/10/2025).
Ia mengungkapkan, sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang diduga bermasalah saat ini sudah dihentikan sementara operasionalnya. Di Kabupaten Lampung Timur, misalnya, ketika ada kasus keracunan MBG yang membuat puluhan siswa harus dirawat di rumah sakit, SPPG setempat langsung dihentikan sementara operasionalnya.
Demikian pula kasus keracunan MBG di Kabupaten Lampung Utara dan Tulang Bawang Barat. “Hasil dari investigasi dan penyelidikan terhadap SPPG tersebut perlu ditindaklanjuti untuk perbaikan tata kelola MBG.
Perlu pula diungkap apakah SPPG tersebut sudah memenuhi standar prosedur yang berlaku,” ujarnya. Diah mengungkapkan, sesuai ketentuan, satu SPPG di tiap-tiap daerah, melayani 2000 – 3000 siswa untuk MBG setiap harinya, mulai hari Senin hingga Jumat.
Dengan banyaknya kasus keracunan MBG ini, ia mengusulkan agar dilakukan pengawasan ketat, mulai dari penyiapan bahan makanan, pengolahan di dapur, hingga distribusi ke sekolah-sekolah. Sebelumnya Diah bersama anggota DPR RI Irham Jafar Lan Putra membesuk anak-anak yang mengalami keracunan usai menyantap roti isi sosis MBG yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukadana, Lampung Timur, pada Sabtu (27/9/2025).
Anak-anak itu mengeluhkan pusing, mual, muntah-muntah, nyeri ulu hati, dan demam. Pada kejadian tersebut,setidaknya ada 41 pelajar di Lampung Timur yang mengalami gejala keracunan. Setelah dibawa ke rumah sakit, sebagian bisa pulang pada hari yang sama, dan sebagian lainnya harus menjalani rawat inap.
Sementara itu data dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung menyebutkan sebanyak 689 korban diduga mengalami keracunan usai menyantap MBG di Provinsi Lampung sepanjang Agustus-September 2025. Ratusan korban itu tersebar di 6 kabupaten/kota di Provinsi Lampung, yang merupakan para siswa di satuan pendidikan SD, SMP, hingga SMA sederajat.
Korban keracunan paling banyak di Kota Bandar Lampung, yaitu 503 orang.Di Lampung Timur tercatat ada 82 orang, Lampung Utara 67 orang, Tanggamus 18 orang, Kota Metro 12 orang, dan Tulang Bawang Barat 7 orang.(*)









